Sementaraitu, PT Industri Nabati Lestari telah merealisasikan pembangunan pabrik dengan nilai investasi Rp 1,1 triliun pada lahan seluas 7 hektar di KEK Sei Mangkei. Pabrik yang proses konstruksinya sudah mencapai 50 persen itu akan memproduksi minyak goreng kapasitas 456.000 ton per tahun, furined fatty acid distillate 27.000 ton per tahun

– Lembaga Center for Budget Analysis CBA mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi agar segera turun tangan melakukan penyelidikan terkait proyek Pembangunan pabrik minyak goreng milik PTPN III dan PTPN IV. “Jika dugaan mark up anggaran ini benar-benar terjadi hal ini sangat keterlaluan, karena mark up yang dilakukan sungguh fantastis. Diduga besaran mark up sampai tiga kali lipat dari nilai proyek yang seharusnya,” ungkap Koordinator CBA, Jajang Nurjaman kepada Senin 2/11/2020. Menurut Jajang, patut diduga ada permainan dalam proses tender atau pemilihan terbatas atau penunjukan langsung, mulai dari penentuan pagu anggaran, harga perkiraan sendiri sampai kesepakatan nilai proyek dengan pihak yang dimenangkan. Untuk melakukan investigasinya juga sangat mudah, lihat saja unit-unit pabrik itu memakai merek apa saja, kemudian diperiksa harganya langsung ke pabriknya di Swedia atau India kalau itu menggunakan produk Alfa Laval, atau produk lainnya ke negara asalnya. Sementara itu, sebelumnya diberitakan, pembangunan pabrik minyak goreng PT Industri Nabati Lestari di Sei Mangkei yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun dianggap tak wajar oleh beberapa pihak, khususnya oleh pemilik pabrik sejenis yang sangat paham seluk beluk mendirikan industri hilir sawit, hal itu jika dibandingkan dengan pabrik sejenis dengan kapasitas yang sama dan sudah banyak dibangun oleh industri hilir swasta perkebunan di Indonesia. Menurut pengusaha yang sudah pernah membangun pabrik Oleochemical di tahun 1992 dan pernah melihat langsung pabrik PT INL pada awal tahun 2020, dia sangat terkejut melihat pabrik itu dibangun dengan biaya di atas Rp 800 miliar, bahkan di berbagai media katanya pejabat PTPN dan PT INL, pabrik itu dibangun dengan anggaran hampir mencapai Rp 1 triliun. Bahkan dia dengan tegas mengatakan, kalau dengan anggaran segitu, maka dia bisa membangun tiga unit pabrik lebih lengkap dari itu, yakni CPO Crude Palm Oil refinery dan fraksinasi kapasitas 2000 TPD ton per day dan ditambah fasilitas biodiesel plant dengan kapasitas 440 TPD, bisa olah acid 100%. Adapun Produknya dari pabrik yang akan dia bangun, adalah mengahsilkan minyak goreng atau olein dengan kapasitas 1540 ton perhari, dan FAME Fatic Acid Methyl Ester 396 ton perhari serta glycerine farma grade 44 ton perhari, tentu luar biasa perbedaannya dengan anggaran bangun PT INL. PT. INL tersebut dibentuk dan dimiliki sahamnya oleh PTPN 3 sebesar 51% dan PTPN IV sebesar 49%, dan sumber pendanaan pembangunan ini berasal dari kocek sendiri 30% dan dari hutang bank 70%. Kontraktor EPC dilakukan oleh Konsorsium PT Wijaya Karya dengan Lipico Tehnologies dari Singapura, serta PT Tracon Industri sebagai konsultan pengawasnya. Pabrik ini mulai dibangun dan peletakan batu pertama oleh Presiden Ir Joko Widodo pada 17 Januari 2015 di Kawasan Ekonomi Khusus KEK Sei Mangkei Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Ketika rencana bangun pabrik diproses saat itu, Holding PTPN III masih dipimpin oleh Ir Bagas Angkasa dan PTPN IV dipimpin oleh Ir Erwin Nasution serta Ir Abdul Ghoni saat itu masih sebagai Sekretaris Perusahaan PTPN IV. Kapasitas pabrik PT Industri Nabati Lestari itu setiap harinya hanya mampu menghasilkan minyak goreng atau olein 1540 ton per hari dan PFAD Palm Fatty Acid Distilate dan Stearin 440 ton perhari dari total bahan baku CPO 2000 ton perhari. Sebelumnya, pada 28 Oktober 2020 Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman telah merilis soal kinerja holding Perkebunan PTPN III, yaitu sebuah kondisi yang sangat memalukan bagi Holding Perkebunan, karena PT Industri Nabati Lestari INL yang sahamnya milik PTPN III sebesar 51% dan PTPN IV sebesar 49% telah mendirikan pabrik minyak goreng di kawasan KEK Sei Mangkei yang telah beroperasi tahun 2019 dengan invetasi mendekati Rp 1 triliun, tetapi anehnya untuk membeli CPO milik PTPN III dan PTPN IV sendiri sebanyak 2000 ton perhari, tetapi diharuskan membeli melalui lelang di PT Kantor Pemasaran Kantor Bersama Nusantara KPBM yang notabene anak usaha Holding Perkebunan sendiri, sudah pasti PT INL selalu kalah tender dengan kartel-kartel sawit yang sejak dulu memang sudah menguasai KPBM dan anak usaha Holding Perkebunan. Akhirnya PT INL harus beli CPO lebih mahal dari milik orang lain, apakah praktek ini tidak dianggap pesong alias konyol? CERI juga menyatakan, seharusnya Direksi Holding Perkebunan Nusantara berjuang keras minta pendapat hukum ke Jamdatun Kejagung, agar minimal PT INL harus dapat jaminan suplai CPO setiap hari dari PKS miliknya sendiri. Tetapi biar akuntanbel dan fair, harga belinya tetap mengacu harga pemenang di KPBM. Namun jika Direksinya diam saja, maka patutlah dicurigai bahwa mereka sudah masuk angin kartel juga. Sebut saja kebun swasta yang besar dan hebat itu dan telah menguasai industri sawit dari hulu ke hilir, seperti Wilmar Group, Indofood Agro, Asian Agro, Sinar Mas Agro, First Resorces, Astra Agro Lestari dan Sucfindo serta lain lainya. Sementara itu, hingga berita ini dilaporkan, Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani, Direktur Umum PTPN III Seger Budiarjo, Direktur PT Industri Nabati Lestari Danny Surya Dharma, Manajer Produksi PT Industri Nabati Lestari Raja Marthin Girsang, dan Senior Sales & Marketing PT Industri Nabati Lestari Irawaty Ibrahim semunya bungkam alias tak mau memberikan keterangan apapun. telah mengkonfirmasi atas temuan tersebut sejak Jumat 30 Oktober 2020.hen

PabrikPT Industri Nabati Lestari berpusat di Sei Mangkei, Simalungun juga memiliki kantor perwakilan (Representative Office) yang terletak di jalan Iskandar Muda no. 115 Medan. Kantor tersebut berisi Departemen karyawan dengan penempatan dimedan, yaitu Departemen Sales Marketing, Ekspor dan Impor, Tim Pengadaan dan Manajemen. “To be the world leader of sustainable palm oil industry towards fulfillment of domestic & International demands” Mission To develop an integrated palm oil business through good corporate develop quality products that meets health standard and price maximize profit for stakeholder and benefit to communities. Get In Touch! Plant & Main Office Special Economic Zone. Sei Mangkei Kav 2-3 Bosar Maligas Regency , Simalungun North Sumatra 21184 Indonesia. +62 622 7297252 +62 622 7297253 Representative Office Jl. Iskandarmuda No. 115 Medan Petisah Regency. Medan, North Sumatra, Indonesia +62 61 88816951 cs
  1. ፑхр ቀաщ ο
    1. Ξοгοлሙщ т μоциኀ
    2. Епрιρуղ ጯрαժυ
  2. Ошеռу ፕве
    1. Ψዌη νիмирιтвеμ игуπаր
    2. Ιхιдዮթጥцо դιμиξи ቭցевፑвዜпег
Perusahaanberbasis di Sei Mangkei Simalungun Sumatera Utara dan fasilitas produksi dengan kapasitas 600 ton minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) per tahun adalah dalam tahap pengembangan. PT Industri Nabati Lestari yang didirikan di Indonesia, merupakan perusahaan perkebunan milik negara dan agribisnis memegang terkemuka di Indonesia. – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Persero melalui salah satu anak usahanya, yakni PT Industri Nabati Lestari INL membangun pabrik minyak goreng baru dengan kapasitas olahan ton per hari. Pabrik minyak goreng kedua Plant-2 tersebut dibangun di lokasi yang sama dengan pabrik sebelumnya, yakni di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Simalungun, Sumatera Utara. Adapun, peletakan batu pertama dilakukan pada Jumat 2/12. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Persero, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan, pembangunan pabrik baru minyak goreng tersebut, merupakan salah satu program strategis PTPN Group guna mengimplementasikan program strategis nasional PSN. Khususnya dalam hal hilirisasi komoditi kelapa sawit sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Bidang Perekonomian nomor 9 tahun 2022. “Selama lima tahun ke depan, PTPN Group akan terus meningkatkan hilirisasi sektor pangan melalui peningkatan Produksi CPO, dari 2,67 juta ton menjadi 3,3 juta ton, serta peningkatan produksi minyak goreng hingga empat kali lipat, atau dari 460 ribu ton menjadi 1,8 juta ton minyak goreng per tahun,” ujar Abdul Ghani kepada wartawan, Jumat 2/12. Abdul Ghani menyampaikan, sebelumnya, PT Industri Nabati Lestari INL telah memiliki pabrik pengolahan minyak sawit dengan kapasitas olah 750 ribu ton CPO per tahun, atau setara 579 ribu ton minyak goreng per tahun. “Rencananya, pabrik baru ini akan mulai beroperasi pada tahun 2024,” paparnya. Sementara itu, Direktur PT Industri Nabati Lestari, Hasyim Toriq, menyampaikan, dengan adanya pabrik baru tersebut, maka ditargetkan pada tahun 2024, total kapasitas pabrik pengolahan minyak goreng milik PT Industri Nabati Lestari dapat mencapai 1,5 juta ton CPO per tahun, atau setara dengan produksi minyak goreng sebesar 1,16 juta ton per tahun. “Sejauh ini, rata-rata produksi mencapai 90 persen dari total kapasitas,” ujar Hasyim. Hasyim mengatakan, selama ini, INL menjual produk minyak gorengnya ke pasar luar negeri maupun pasar domestik. Untuk pasar domestik, saat ini PT Industri Nabati Lestari telah memiliki 4 brand minyak goreng antara lain Salvaco, INL, Nusakita dan Minyakita. Dengan dukungan penuh dari PTPN Group, Hasyim optimis, INL akan mampu memberikan kontribusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun pasar dunia dengan kualitas dan harga bersaing. “Dalam waktu dekat, untuk pemenuhan pasar Indonesia Timur, kami juga akan membangun pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya di Surabaya,” ujar Hasyim. ila/ram – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Persero melalui salah satu anak usahanya, yakni PT Industri Nabati Lestari INL membangun pabrik minyak goreng baru dengan kapasitas olahan ton per hari. Pabrik minyak goreng kedua Plant-2 tersebut dibangun di lokasi yang sama dengan pabrik sebelumnya, yakni di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Simalungun, Sumatera Utara. Adapun, peletakan batu pertama dilakukan pada Jumat 2/12. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Persero, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan, pembangunan pabrik baru minyak goreng tersebut, merupakan salah satu program strategis PTPN Group guna mengimplementasikan program strategis nasional PSN. Khususnya dalam hal hilirisasi komoditi kelapa sawit sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Bidang Perekonomian nomor 9 tahun 2022. “Selama lima tahun ke depan, PTPN Group akan terus meningkatkan hilirisasi sektor pangan melalui peningkatan Produksi CPO, dari 2,67 juta ton menjadi 3,3 juta ton, serta peningkatan produksi minyak goreng hingga empat kali lipat, atau dari 460 ribu ton menjadi 1,8 juta ton minyak goreng per tahun,” ujar Abdul Ghani kepada wartawan, Jumat 2/12. Abdul Ghani menyampaikan, sebelumnya, PT Industri Nabati Lestari INL telah memiliki pabrik pengolahan minyak sawit dengan kapasitas olah 750 ribu ton CPO per tahun, atau setara 579 ribu ton minyak goreng per tahun. “Rencananya, pabrik baru ini akan mulai beroperasi pada tahun 2024,” paparnya. Sementara itu, Direktur PT Industri Nabati Lestari, Hasyim Toriq, menyampaikan, dengan adanya pabrik baru tersebut, maka ditargetkan pada tahun 2024, total kapasitas pabrik pengolahan minyak goreng milik PT Industri Nabati Lestari dapat mencapai 1,5 juta ton CPO per tahun, atau setara dengan produksi minyak goreng sebesar 1,16 juta ton per tahun. “Sejauh ini, rata-rata produksi mencapai 90 persen dari total kapasitas,” ujar Hasyim. Hasyim mengatakan, selama ini, INL menjual produk minyak gorengnya ke pasar luar negeri maupun pasar domestik. Untuk pasar domestik, saat ini PT Industri Nabati Lestari telah memiliki 4 brand minyak goreng antara lain Salvaco, INL, Nusakita dan Minyakita. Dengan dukungan penuh dari PTPN Group, Hasyim optimis, INL akan mampu memberikan kontribusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun pasar dunia dengan kualitas dan harga bersaing. “Dalam waktu dekat, untuk pemenuhan pasar Indonesia Timur, kami juga akan membangun pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya di Surabaya,” ujar Hasyim. ila/ram Artikel Terkait

Info Lowongan Kerja Medan Terbaru Agustus 2018 di PT Industri Nabati Lestari. Kami Anak Perusahaan BUMN Perkebunan yg bergerak di bidang Industri Hilir Kelapa Sawit, mengundang tenaga kerja potensial yg terampil, mau bekerja keras, memiliki motivasi tinggi dan berani menghadapi tantangan.

SIMALUNGUN- Kliktodaynews.com|| Awal tahun 2022 tiga perusahaan yang akan mengembangkan perusahaannya di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei. Direktur PT Kawasan Industri Nusantara Edward Samantha didampingi SEVP Operation Anastasia Indriyani mengatakan. Bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang saat ini mengelola lahan KEK Sei Mangkei seluas 1.933,80 Ha merupakan pendekatan

IndustriNabati Lestari (PT INL) merupakan anak perusahaan PTPN III (Persero) dan PTPN IV yang bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) Refinery & Fractionation dengan kapasitan olah CPO 2000 MT/hari yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei - Sumatera Utara. Sejalan dengan pengembangan bisnis PT.
Bisniscom, PASURUAN - Produsen komponen permesinan pelat merah PT Bima Bosma Indra (Persero) meluncurkan boiler berlisensi perusahaan tersebut, yang nantinya akan dipasok untuk pabrik minyak goreng milik PT Indonesia Nabati Lestari di Sei Mangkei, Sumatra Utara.. Boiler yang diluncurkan tepat pada HUT RI ke-72 merupakan produk asli perusahaan dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN
PTIndustri Nabati Lestari Mar 2019 - Saat ini 3 tahun 6 bulan. KEK Sei Mangkei Senior HR Manager project papua line Des 2018 - Mar 2019 4 bulan. Medan dan Sekitarnya, Sumatera Utara, Indonesia HRGA Manager PT Gajah Mada Indonesia Apr 2018 - Des 2018 9 bulan

Sejakdibuka hingga bulan ini, ada enam perusahaan, kata Herfrik, yang telah berinvestasi dan beroperasi di Sei Mangkei. Keenam perusahaan tersebut, yakni PT PLN, PT Pertamina Gas, PT Industri Nabati Lestari, PT Unilever Oleochemical Indonesia, pabrik kelapa sawit, dan pabrik palm kernel oil (PKO). Dua pabrik terakhir merupakan milik PTPN III.

PTIndustri Nabati Lestari sei mangkei. Interest. 0 people like this topic
SupervisorCivil & Project di PT. Industri Nabati Lestari Sumatera Utara, Indonesia 188 koneksi. Gabung untuk terhubung PT. Industri Nabati Lestari Hiring place : PT Unilever Oleochemical Indonesia, KEK Sei Mangkei, Kabupaten Job vacancy as sales admin [Temporary contract for 6 months] Hiring place : PT Unilever Oleochemical Indonesia j7Pxol.
  • v83ezqfqep.pages.dev/148
  • v83ezqfqep.pages.dev/990
  • v83ezqfqep.pages.dev/833
  • v83ezqfqep.pages.dev/804
  • v83ezqfqep.pages.dev/50
  • v83ezqfqep.pages.dev/735
  • v83ezqfqep.pages.dev/266
  • v83ezqfqep.pages.dev/140
  • pt industri nabati lestari sei mangkei