Selainrumusan masalah di atas, makalah ini juga disusun untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang : 1. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir 2. Jenis-jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dan komponen yang ada di dalam reaktor nuklirnya 3. Potensi PLTN dalam upaya peningkatan energi listrik di Indonesia. 1.4.Manfaat Penulisan Makalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan diHiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga pengaruhnya masih dapat dirasakan samping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah memikirkan bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalamberbagai bidang antara lain bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi. Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga nuklir PLTN, dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan. Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia USSR, dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi VVER = PWR yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor GCR + Reaktor berpendingin gas dengan daya 100 Mwe. Pada tahun 1997 di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara sedang berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya mencapai Mwe dan 36 unit PLTN sedang dalam tahap kontruksi di 18 negara. Seiring dengan krisis energi yang sedang menimpa Indonesia saat ini yang ditandai dengan semakin menipisnya cadangan minyak yang dimiliki Indonesia, maka pemerintah berniat membangun PLTN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. Pemerintah merasa pembangkit-pembangkit listrik yang sudah ada sekarang dirasa masih kurang untuk memenuhi konsumsi listrik di Indonesia. Pengertian dari PLTN sendiri adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Cara kerja PLTN tidak jauh dengan PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Bedanya pada PLTN energi panas yang dihasilkan berasal dari reaksi nuklir. Panas yang dihasilkan dari reaksi nuklir ini digunakan untuk menguapkan air pendingin. Uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga diperoleh energi kinetik. Energi kinetik yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator yang akhirnya menghasilkan energi listrik. Namun masih terdapat pro dan kontra dalam masyarakat mengenai rencana pemerintahan karena itu pemerintah harus memberikan penyuluhan mengenai teknologi nuklir kepada masyarakat. Selain itu pemerintah juga harus menerapkan standar keamanan yang ketat terhadap PLTN yang akan didirikan. B. TUJUAN 1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang PLTN. 2. Menambah cara berfikir mahasiswa untuk menganalisis suatu permasalahan. 3. Agar mahasiswa sapat mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. C. RUMUSAN MASALAH Dalam penulisan makalah ini ada beberapa permasalahan yang perlu dibahas antara lain 1. Bagaimana prinsip kerja dari PLTN? 2. Bagaimana proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN? 3. Keuntungan dan kerugian dari PLTN ? D. METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini, metode penulisan yang digunakan adalah metode studi pustaka, yaitu metode dan suber penulisannya versumber dari buku-buku dan data dari internet E. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan laporan ini sistematika penulisan yang digunakan adalah Kata Pengantar Daftar Isi Bab I berisi Latar belakang, Tujuan, Rumusan Masalah, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan Bab II berisi Landasan Teori Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, jenis-jenis Pembangkit listrik Tenaga Nuklir PLTN Bab III Pembahasan, Prinsip Kerja PLTN, Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN, keuntungan dan kekurangan PLTN. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari. Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1. Pada dasarnya sistem kerja dari PLTN sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Ulang yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara. Pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil uranium dalam reactor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN. B. JENIS-JENIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PLTN 1. Pressurized Water Reactor PWR/Reaktor Air Tekan PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan biasa sebagai pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali dirancang oleh Westinghouse Bettis Atomic Power Laboratory untuk kepentingan kapal perang, tetapi kemudian rancangan ini dijadikan komersial oleh Westinghouse Nuclear Power Division. Reaktor jenis ini merupakan jenis reaktor yang paling umum. Lebih dari 230 buah reaktor digunakan untuk menghasilkan listrik, dan beberapa ratus lainnya digunakan sebagai tenaga penggerak kapal. Gambar 3 Skema Reaktor Pressurized Water Reactor PWR Pada reaktor jenis PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras reaktor bersuhu mencapai 325oC sehingga perlu diberi tekanan tertentu sekitar 155 atm oleh perangkat pressurizer sehingga air tidak dapat mendidih. Pemindah panas, generator uap, digunakan untuk memindahkan panas ke aliran pendingin sekunder yang kemudian mendidih menjadi uap air dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Uap kemudian diembunkan di dalam kondenser menjadi aliran pendingin sekunder. Aliran ini kembali memasuki generator uap dan menjadi uap kembali, memasuki turbin, dan demikian seterusnya. 2. Boiling water reactor BWR/Reaktor Air Didih Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan sebagai pendingin dan moderator, yang juga digunakan di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor BWR pertama sekali dirancang oleh Allis-Chambers dan General Electric GE. Sampai saat ini, hanya rancangan General Electric yang masih bertahan. Reaktor BWR rancangan General Electric dibangun di Humboldt Bay di California. Reaktor ini mempunyai banyak persamaan dengan reaktor PWR; perbedaan yang paling kentara ialah pada reaktor BWR, uap yang digunakan untuk memutar turbin dihasilkan langsung oleh teras reaktor. Gambar 4 Skema Reaktor Boiling Water Reactor BWR Pada reaktor BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang bertekanan rendah sekitar 75 atm sehingga aliran pendingin tersebut dapat mendidih di dalam teras mencapai suhu 285oC. Uap yang dihasilkan tersebut mengalir menuju perangkat pemisah dan pengering uap yang terletak di atas teras kemudian menuju turbin. Karena air yang berada di sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh peluruhan radionuklida, maka turbin harus diberi perisai dan perlindungan radiasi sewaktu masa pemeliharaan. Kebanyakan zat radioaktif yang terdapat pada air tersebut beumur paro sangat singkat, misalnya N-16 dengan umur paro 7 detik sehingga ruang turbin dapat dimasuki sesaat setelah reaktor dipadamkan. Uap tersebut kemudian memasuki turbin-generator. Setelah turbin digerakkan, uap diembunkan di kondenser menjadi aliran pendingin, kemudian dipompa ke reaktor dan memulai siklus kembali seperti di atas. 3. Reaktor Air Didih Lanjut Advanced Boiling Water Reactor, ABWR ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari reaktor air didih yang ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada keandalan, keselamatan, limbah yang rendah, kemudahan operasi dan faktor ekonomi. Perlengkapan khas ABWR yang mengalami perbaikan desain adalah 1 pompa internal, 2 penggerak batang kendali, 3 alat pengatur aliran uap, 4 sistem pendinginan teras darurat, 5 sungkup reaktor dari beton pra-tekan, 6 turbin, 7 alat pemanas untuk pemisah uap penurun kelembaban, 8 sistem kendali dijital dan lain-lain. 4. Reaktor tabung tekan Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas pendingin air ringan ada juga air berat dan moderator air berat atau pendingin air ringan dan moderator grafit dalam pipa kalandria. Bahan pendingin dan bahan moderator dipisahkan oleh pipa tekan, sehingga bahan pendingin dan bahan moderator dapat dipilih secara terpisah. Pada kenyataannya terdapat variasi gabungan misalnya pendingin air ringan moderator air berat Steam-Generating Heavy Water Reactor, SGHWR, pendingin air berat moderator air berat Canadian Deuterium Uranium, CANDU, pendingin air ringan moderator grafit Channel Type Graphite-moderated Water-cooled Reactor, RBMK. Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi kubus di dalam tangki kalandria, bahan pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa tekan, energi panas yang timbul pada kanal bahan bakar diubah menjadi energi penggerak turbin dan digunakan pada pembangkit listrik. Disebut juga rektor nuklir tipe kanal. BAB III PEMBAHASAN 1. Prinsip kerja dari PLTN Prinsip kerja PLTN sebenarnya mirip dengan pembangkit listrik lainnya, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU. Yang membedakan antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi. Uap bertekanan tinggi pada PLTU digunakan untuk memutar turbin. Tenaga gerak putar turbin ini kemudian diubah menjadi tenaga listrik dalam sebuah generator. Perbedaan PLTN dengan pembangkit lain terletak pada bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan uap, yaitu Uranium. Reaksi pembelahan fisi inti Uranium menghasilkan tenaga panas termal dalam jumlah yang sangat besar serta membebaskan 2 sampai 3 buah neutron. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO, atau NOx, juga tidak melepaskan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan dilokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari. Prinsip kerja dari PLTU 2. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut Ø Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas yang sangat besar. Ø Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan. Ø Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak kinetik. Ø Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga dihasilkan arus listrik. 3. Keuntungan dan kekurangan Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah Ø Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca selama operasi normal - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas. Ø Sedikit menghasilkan limbah padat selama operasi normal. Ø Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan. Ø Ketersedian bahan bak ar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan. Kekurangan dari PLTN Ø Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobylcontainment building yang tidak mempunyai. Ø Limbah Nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Prinsip kerja PLTN berdasarkan sumber panas yang dihasilkan oleh suplai panas dari reaksi nuklir. Pemanfaatan energy panas tersebut tidak dapat dihasilkan apabila kurangnya bahan bakar. Adapun jenis PLTN yang ada di Bumi, merupakan pengembangan dari kemajuan teknologi yang ada. Oleh karena itu, banyak terjadi perkembangan pembangkit energy listrik yang baru. B. SARAN 1. Pengembangan PLTN di Indonesia sangat penting bagi kemajuan ekonomi bagi Negara tersebut. 2. Sebaiknya pengembangan PLTN dibuat berdasarkan kebutuhan. 3. Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam pengembangan PLTN di Indonesia. .
PembangkitListrik Tenaga Nuklir yang pertama kali menyalakan bola lampu adalah reaktor Grafit X-10 di Oak Ridge, Tennessee, Amerika Serikat pada 3 September 1948. Kemudian pada tanggal 20 Desember 1951, stasiun pembangkit percobaan kedua dibuat dengan skala yang lebih besar, yaitu EBR-I. Stasiun PLRN ini berada di dekat Arco, Idaho, Amerika
MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PLTNMAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PLTNShadow JrElemen bahan bakar ini berbentuk batang-batang tipis dengan diameter kirakira 1 cm. Dalam suatu reaktor daya besar, ada ribuan elemen bahan bakar yang diletakkan saling berdekatan. Seluruh elemen bahan bakar dan daerah sekitarnya dinamakan teras reaktor. Umumnya, bahan bakar reaktor adalah uranium-235.Padamakalah ini akan membahas salah satu aspek dari adanya PLTN yaitu aspek lingkungan terhadap PLTN. q Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dgn daya 1000 MW selama 1 tahun memberikan limbah padat aktivitas tinggi sebesar 30 ton, bila diolah akan diperorel limbah padat terolah seberat 8 ton. Limbah aktivitas sedang sekitar 300 ton dan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir – Pemanfaatan teknologi nuklir di bidang non-energi telah banyak digunakan, seperti pada bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, serta hidrologi. Akan tetapi penggunaan potensi nuklir sebagai penghasil energi, khususnya listrik belum dilakukan secara maksimal. Salah satu alasannya adalah ketakutan masyarakat mengenai bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh nuklir. Padahal memanfaatkan tenaga nuklir sebagai sumber energi relatif memberikan banyak keuntungan, karena lebih murah, aman dan tidak mencemari lingkungan. Pengertian PLTNSejarah PLTNCara Kerja PLTNReaktor Nuklir1. Reaktor Fisi2. Reaktor FusiKelebihan PLTNKekurangan PLTNPerkembangan Nuklir di Indonesia1. Keberadaan Uranium Masih Belum Terbukti2. PLTN Bukanlah Energi Murah3. Risiko Besar4. Masalah Limbah5. Opsi Terakhir6. Masalah PLTN Sangat Kompleks Pengertian PLTN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN adalah pembangkit listrik termal yang menggunakan reaktor nuklir untuk menghasilkan panas. PLTN merupakan pembangkit daya yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan, meskipun reaktor didih air dayanya dapat turun hingga setengah ketika malam hari. Daya yang mampu dihasilkan per unit sekitar 12 MWe sampai 1400 MWe. Sejarah PLTN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang pertama kali menyalakan bola lampu adalah reaktor Grafit X-10 di Oak Ridge, Tennessee, Amerika Serikat pada 3 September 1948. Kemudian pada tanggal 20 Desember 1951, stasiun pembangkit percobaan kedua dibuat dengan skala yang lebih besar, yaitu EBR-I. Stasiun PLRN ini berada di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Sedangkan PLTN pertama di dunia yang berhasil memproduksi listrik untuk power grid mulai beroperasi pada tanggal 27 Juni 1954 di Obninsk, Uni Soviet. Sementara PLTN Komersil pertama adalah Calder Hall yang terletak di Inggris dan dibuka pada 17 Oktober 1956. Selain ditujukan untuk memproduksi listrik, Calder Hall juga dibangun untuk menghasilkan plutonium. Pembangkit listrik Shippingport yang terletak di Amerika Serikat, dibangun dan mulai terhubung ke jaringan pada tanggal 18 Desember 1957. Cara Kerja PLTN Pembangkit listrik tenaga nuklir mengekstraksi energi dari inti atom melalui pembagian fisi nuklir. Pada atom terdapat ikatan internal yag menyatukan subpartikel, yaitu elektron, neutron, dan proton. Saat dibagi, ikatan tersebut terpecah dan akan melepaskan energi dalam atom yang mengikat partikel yang terpisah. Kemudian sebuah neutron ditembakkan ke atom dari unsur kimia besar. Partikel kecil pada kecepatan tertentu akan menghancurkan atom menghancurkan nukleusnya yang terbentuk dari neutron dan proton yang dihubungkan dengan ikatan yang energik. Proses ini terjadi dalam reaksi nuklir eksotermik yang melepaskan banyak energi dalam bentuk panas. Energi panas yang dikeluarkan kemudian digunakan untuk memanaskan air hingga menguap. Uap tersebut digunakan untuk memutar turbin yang selanjutnya akan menghasilkan listrik yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Reaktor Nuklir Umumnya PLTN dikelompokan dari jenis reaktor yang digunakan. Namun ada beberapa PLTN menggunakan jenis reaktor yang berbeda karena menerapkan unit-unit independen. Berikut ini adalah beberapa jenis reaktor nuklir, antara lain 1. Reaktor Fisi Reaktor fisi adalah reaktor yang menghasilkan panas menggunakan reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium serta plutonium. Reaktor daya fisi dikelompokkan sebagai berikut Reaktor Thermal Reaktor Thermal adalah reaktor yang menggunakan moderator neuron untuk melambatkan neutron sehingga mereka bisa menghasilkan reaksi fisi selanjutya. Melalui reaksi tersebut dihasilak neutron yang memiliki energi tinggi dan harus diturunkan atau dilambatkan oleh moderator, sehingga reaksi berantai dapat berlangsung. Hal ini harus dilakukan karena jenis bahan bakar yang diperlukan oleh reaktor termal untuk melakukan reaksi fisi adalah menggunakan neutron lambat. Reaktor Cepat Reaktor Cepat dapat menjaga reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neuron. Hal tersebut disebabkan karena jenis bahan bakar yang digunakan dalam reaktor cepat berbeda dengan reaktor termal. Neutron yang diproduksi oleh reaktor cepat tidak perlu dilambatkan. Bisa dikatakan juga bahwa reaktor termal menggunakan neutron termal sedangkan reactor cepat menggunakan neutron cepat dalam masing-masing proses reaksi fisi. Reaktor Subkritis Reaktor subkritis adalah reator yang menggunakan sumber neutron luar dan dan tidak menggunakan reaksi berantai dalam melakukan proses reaksi fisi. Namun hingga tahun 2004 reaktor ini hanya berupa konsep teori. Meskipun sudah ada beberapa laboratorium yang mengadakan demontrasi dan uji kelayakan, tapi belum ada reaktor yang dibangun untuk menghasilkan listrik. 2. Reaktor Fusi Reaktor fusi merupakan teknologi reaktor nuklir yang masih dalam tahap eksperimental dan pengembangan. Secara umum, jenis reaktor PLTN ini menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar. Kelebihan PLTN Nuklir merupakan salah satu energi dengan kekuatan tinggi untuk menghasilkan daya yang luar biasa. Tak heran jika terdapat berbagai macam kelebihan dalam menggunakan PLTN, antara lain Tidak memerlukan lahan yang luas. PLTN tidak memerlukan area yang lebar untuk pembangunan pembangkit. Berbeda dengan PLTA yang harus berada di area yang Fleksibel. Untuk proses pendinginan, PLTN dapat diletakkan di pesisir pantai. Sebab di area tersebut banyak terdapat air. Peletakkannya juga harus disesuaikan agar tidak mengganggu ketersediaan air karbon rendah. PLTN tidak turut dalam emisi memproduksi partikel polutan. Untuk urusan pencemaran udara, PLTN merupakan pembangkit yang dapat diandalkan sebagai anti polutan. Berbeda dengan thermal berbahan fosil yang berkontribusi terhadap naiknya polutan yang ada di yang dihasilkan padat. Intensitas nuklir memiliki energi yang tinggi. Energi padat yang dihasilkan ini juga tidak membutuhkan banyak bahan nuklir reliable karena tidak tergantung akan sampahnya relatif sedikit. Tetapi limbah yang dihasilkan sifatnya radioaktif. Kekurangan PLTN Dibalik banyaknya kelebihan yang ditawarkan PLTN, ada sejumlah kekurangan yang dimilikinya. Kekurangan inilah yang menimbulkan sejumlah pro dan kontra jika diterapkan di Indonesia, yaitu Pembuangan energi nuklir memerlukan tempat khusus, sebab limbah yang dihasilkan bersifat radioaktif yang efeknya sangat buruk bagi lingkungan. Oleh sebab itu, butuh perawatan khusus untuk menangani limbah-limbah yang sifatnya yang sudah tidak beroperasi tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Proses decomissioning memerlukan waktu yang lama dengan biaya yang besar untuk mencegah paparan yang menyebabkan kecelakaan nuklir. Kecelakaan tersebut bukanlah perkara sepele. Sebab radiasinya dapat merusak sel-sel tubuh dan berpotensi menyebabkan sejumlah penyaki, mulai dari leukimia, janin gagal tumbuh, hingga terjadi ledakan, perlu waktu sangat lama untuk recovery. Pemulihan pun tidak hanya di area PLTN, melainkan lingkungan yang terpapar radiasi nuklir. Kerugian yang dihasilkan jika peristiwa tersebut terjadi tentu tidaklah sedikit. Perkembangan Nuklir di Indonesia Sebagai energi yang digadang-gadang lebih hemat dan tahan lama, pengembangan PLTN menuai pro dan kontra dalam pembangunannya. Mengapa pembangunan pembangkit listrik satu ini masih sangat jarang di Indonesia? Berikut ini beberapa alasannya, antara lain 1. Keberadaan Uranium Masih Belum Terbukti Anggota Dewan Energi Nasional, Rinaldy Dalimi mengemukakan bahwa saat ini masyarakat masih salah kaprah perihal uranium di Indonesia. Banyak anggapan yang beredar bahwa Indonesia masih sangat kaya akan sumber daya ini. Padahal bukti valid mengenai keberadaannya belum ada. Rinaldy Dalimi mengatakan bahwa data uranium yang dapat digunakan untuk 130 tahun mendatang itu tidak benar. Dari data adanya sumber bahan baku PLTN yang belum jelas saja sudah cukup menjadi alasan mengapa PLTN masih jarang digunakan di Indonesia. 2. PLTN Bukanlah Energi Murah Standar dalam pembangunan PLTN sangatlah tinggi. Hal ini bukanlah tanpa alasan, mengingat jika terjadi error maka dapat berakibat sangat fatal. Berkaca dari meledaknya PLTN yang ada di Fukushima, Jepang, pembangunan PLTN dengan standar keamanan dan kelayakan tidaklah murah. Belum lagi apabila jika ada perbaikan yang membutuhkan biaya tidak sedikir. Seperti yang dialami oleh PLTN Fukushima, biaya perbaikan pasca meledak mencapai 600 miliar rupiah. Biaya tersebut menjadikan pembangkit listrik jenis ini bukanlah sumber energi yang murah. 3. Risiko Besar Rinaldy Dalimi menuturkan bahwa pembangunan proyek PLTN memiliki sejumlah bahaya. Salah satunya adalah ketika terjadi ledakan karena sistemnya yang error. Orang-orang tidak boleh mendekat di sekitar area hingga radius tertentu. Belum lagi masalah kesehatan yang menjadi momok menakutkan apabila terjadi ledakan di PLTN. Berkaca pada tragedi yang ada di Fukushima Jepang 2011, bisa kesimpulan bahwa jika ada pembangkit listrik dengan risiko minim, mengapa harus mengambil yang risiko besar. 4. Masalah Limbah PLTN juga dinilai menghasilkan limbah lebih banyak dibandingkan jenis pembangkit listrik lain, seperti PLTA. Limbah yang dihasilkan berpotensi membahayakan hajat hidup masyarakat, terutama yang berada di sekitar area PLTN. Limbah dari PLTN harus dipendam terlebih dahulu selama 100 tahun, kemudian baru terurai. Indonesia masih belum begitu siap dalam menangani persoalan limbah. Tentu saja jika PLTN beroperasi, permasalahan yang ditimbulkan akan bertambah dan semakin kompleks. 5. Opsi Terakhir Pembangunan PLTN berpotensi menyedot dana yang tidak sedikit. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa energi nuklir tidaklah murah. Jika pemerintah harus mengimpor uranium, Badan Tenaga Nuklir Nasional atau Batan belum berpengalaman. Oleh sebab itu, energi nuklir menjadi pilihan terakhir untuk digunakan. Dalam diskusi Energi Kita, Rinaldy selaku anggota DEN memberikan kesimpulan bahwa nuklir menjadi pilihan terakhir apabila sumber daya lain sudah tidak lagi mencukupi. 6. Masalah PLTN Sangat Kompleks Persoalan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir sangatlah kompleks. Hal ini dituturkan oleh Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, Fabby Tumiwa. Persoalan dalam pembangunan PLTN tidak hanya melibatkan satu pihak, melainkan berbagai macam pihak. Butuh semacam deal politik, subsidi serta insentif pemerintah. Karena biaya pembangunannya yang tinggi, subsidi yang diperlukan tentulah tidak sedikit. Belum lagi pengalaman sumber daya manusia Indonesia yang masih belum tinggi dalam mengurusi energi nuklir. Tentu saja untuk kedepan, diharapkan Indonesia memiliki pembangkit listrik ramah lingkungan yang tidak membuat banyak problem kompleks.
4 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTB) Alat ini merupakan jenis pembangkit listrik yang memerlukan energi panas bumi agar dapat mengeluarkan listrik. Uap panas yang didapatkan dari titik bumi tersebut akan dijadikan sebagai sumber penggerak turbin generator mesin. Bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi biasanya terletak di daerah
PLTP(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) pada pengoperasiannya sama sekali tidak menghasilkan gas karbon sehingga benar benar ramah terhadap lingkungan, hal seperti inilah yang diharapkan oleh masyarakat dari berbagai penjuru dunia. PLTP pertama di Indonesia yang saat ini tengah beropersi adalah di Kamojang Garut Jawa Barat yang dibangun Adasistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap, sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. 2.2 Konsep Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air. Makalah ini tidak di lengkapi gambar, namun makalah yang lengkap dengan gambar bisa di download di sini. Coretan Tangan Ku, Materi Kuliah 9YBv1lN.